Persaingan yang semakin tinggi memaksa
setiap perusahaan untuk dapat menjalankan operasionalnya secara lebih efisien,
baik dari sisi biaya, waktu, maupun prosesnya. Proses pengadaaan barang dan
manajemen rantai pasok menjadi hal yang penting pada setiap perusahaan untuk
mengefisienkan proses bisnisnya. Berbicara mengenai manajemen rantai pasok,
tahukah Anda seperti apa Manajemen Rantai Pasok atau yang lebih dikenal dengan
nama Supply Chain Management?
Supply Chain Management adalah sebuah
mekanisme aliran material, informasi, pembayaran (uang), dan layanan dari
pemasok bahan baku (supplier), ke pabrik produsen, kemudian ke gudang penyimpanan
produk (warehouse) hingga ke konsumen. Konsep supply chain juga meliputi
organisasi dan proses yang membuat dan mengirimkan produk, infomasi, dan
layanan ke konsumennya. Aktivitas-aktivitas yang terlibat pada supply chain
meliputi : pengadaan, aliran uang, pengelolaan material, perencanaan dan control
produksi, logistic, dan control invetoryserta distribusi dan penyaluran produk.
Suatu perusahaan menerapkan
prinsip-prinsip manajemen supply chain atau tidak, perusahaan tersebut akan
tetap menjadi bagian dari suatu supply chain. Bahkan perusahaan bisa menjadi
bagian lebih dari satu supply chain sekaligus. Supermarket seperti Carrefour
misalnya, pada saat yang sama ia menjadi ujung paling bawah (downstream) dari
supply chain untuk banyak produk sekaligus. Posisi perusahaan dalam berbagai
supply chain dimana ia beroperasi pun bisa berlainan. Perusahaan ban Goodyear
misalnya, ia menjadi pemasok untuk pabrik perakitan mobil ketika kita pandang
ia sebagai bagian dari supply chain produk mobil. Pada saat yang sama ia juga
menjadi manufacturer akhir yang memasok ban langsung ke distributor dan
retailer untuk pasar pengguna mobil yang membutuhkan penggantian ban. Di
industri elektronika, perusahaan seperti Motorola bisa menjadi supplier bagi
AT&T pada supply chain produk tertentu, di lain produk Motorola bisa
menjadi customer dari AT&T.
Sekarang
ini, supply chain tidak hanya melibatkan aliran barang dari hulu ke hilir
tetapi juga melibatkan aliran barang sebaliknya yaitu dari konsumen kembali ke
manufacturer, atau yang disebut dengan reverse supply chain. Aktivitas-aktivitas
reverse supply chain meliputi: pengembalian produk cacat, services and
maintenance, ataupun aktivitas daur ulang.
Sangat
penting untuk dicatat bahwa dalam suatu supply chain terdapat tiga macam aliran
utama, yaitu aliran produk, uang dan informasi. Pengelolaan dan sinkronisasi
ketiga aliran inilah yang menjadi kunci dari supply chain.
Terdapat
3 hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Supply Chain Management yaitu :
1. Tujuan
dari SCM adalah untuk melakukan efektifitas dan efisiensi mulai dari suppliers,
manufacturers, warehouse dan stores. Tidak adanya koordinasi yang baik antara
pihak-pihak yang terkait akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Sedangkan korrdinasi dan kendali yang baik akan meningkatkan keseluruhan nilai
yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.
2. SCM
berdampak pada pengendalian biaya.
3. SCM
berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada
customer.
Aktor
Utama dalam SCM :
1. Supplier (chain 1)
Rantai pada supply chain dimulai dari sini, sebagai sumber yang
menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai.
Bahan pertama disini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan
penolong, suku cadang atau barang dagang.
2.
Supplier-Manufacturer
(chain 1-2)
Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu
manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang
(finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying cost dengan
mengembangkan konsep supplier partnering.
3. Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3)
Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada
pelanggan, dimana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang
merupakan pedagang besar dalam jumlah yang besar.
4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain
1-2-3-4)
Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer
(retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang
hasil produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak
dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
5.
Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail
Outlets-Customer (chain 1-2-3-4-5).
Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply
chaindalam konteks ini sebagai end-user.
0 komentar:
Posting Komentar